POTENSI kelautan dan perikanan di Sumatera Barat yang cukup besar, namun hingga sejauh ini tak sebanding dengan pemanfaatannya yang belum juga optimal. Diperparah lagi  dengan dampak dari penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan yang mengakibatkan kerusakan terumbu karang dan biota di dalamnya. Masih minimnya sumberdaya manusia (SDM) khususnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang hukum dan pelestarian laut diduga menjadi salah satu penyebab utamanya.
Hal itu terungkap ketika Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sumatera Barat, Ir.Yosmeri dalam pengantarnya dihadapan sekitar 250-an orang siswa SMKN 10 Padang yang menghadiri Sosialisasi Peluang Kerja dan Sertifikasi Ankapin di Fakultas Perikanan Universitas Bung Hatta, Selasa,(18/8). Menurutnya, prospek SMK Kelautan ke depan cukup cerah. Mengapa? Karena daerah ini potensial untuk dikembangkan, terutama dengan sumber daya kelautan. Berbagai komoditi perikanan banyak dikirim ke luar daerah, bahkan sampai ke luar negeri.
Tamatan SMK Kelautan diharapkan memiliki SDM yang tangguh. Ini artinya, selain mampu mengelola potensi sumberdaya kelautan yang begitu besar, juga harus juga mampu menjangkau zone ekonomi eksklusif. Untuk itu, diperlukan SDM yang tangguh dan handal serta pengetahuan pengelolaan kelautan dan perikanan yang ramah lingkungan.
Ir. Yempita Efendi,MS Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan ratusan ribu orang lebih tenaga kerja ahli di bidang pengelolaan dan pengolahan hasil laut.
“Permintaan akan kebutuhan tenaga kerja ahli kelautan tersebut belum mampu dipenuhi oleh SMK-SMK kelautan maupun Perguruan Tinggi (PT)”, kata dia lagi, “di Indonesia saat ini baru ada sekitar 12 Perguruan Tinggi baik swasta maupun PTN yang mempunyai program studi atau Fakultas Perikanan dan Kelautan yang menggelar pendidikan perikanan dan kelautan”.
Disebutkan , lulusan tenaga ahli kelautan atau sarjana dibidang kelautan dan perikanan dari 12 universitas itu baru sekitar seribu orang lebih pertahun dan itu pun tidak semuanya menerjuni bidang yang cukup menjanjikan ini.
Sebagai ilustrasi, katanya potensi kelautan cukup menjanjikan, salah satunya terlihat dari hasil kajian para ahli terumbu karang dunia, terumbu karang seluas 1 Km persegi mampu menghasilkan ikan sekitar 40 sampai 60 ton ikan atau setara dengan 120 ribu dolar Amerika Serikat.
Potensi itu, belum termasuk kemungkinan pemasukan pariwisata bahari yang mencapai 50 sampai 80 ribu dolar AS dan kegiatan penelitian. “Andaikan, tenaga ahli lulusan perguruan tinggi mampu mengelola terumbu karang dan lahan laut yang mencapai 2/3 dari luas Indonesia itu, tentu akan cukup berarti bagi kemakmuran bangsa,” ujarnya.
Penulis : Indrawadi,S.Pi
Ka.Humas Universitas Bung Hatta Padang.

Sumber : 
http://www.goblue.or.id/potensi-laut-sumbar-belum-diimbangi-sdm-yang-handal